Sunday, January 15, 2006

EKSPLOR BARCELONA (II)

Mon Nov 28, 2005 12:43 am

EKSPLOR BARCELONA (II)

Minggu pagi, sekitar pukul 9:45. Saya sudah berada di Tourist Information Center (TIC) yang berlokasi di bawah tanah Plaza Catalunya. Setelah melihat-lihat sebentar dan timbul rasa iri (karena TIC-nya OK banget dan lengkap - tidak seperti di Indonesia... tapi sudahlah, tidak adil rasanya selalu membandingkan apa-apa di sini dengan di Indo :) ), saya langsung antri di depan meja pelayanan informasi. Rencananya pagi ini saya akan ikut walking tour kota tua Barcelona (Gothic Quarter) jam 10. Namun setelah mengutarakan keinginan tersebut kepada petugas pelayanan, saya harus kecewa karena sudah fully-booked. (Tidak ada lagi kesempatan lagi karena ´´weekday´´ saya harus ke kampus dan weekend depan sudah meninggalkan Barcelona menuju Paris).

OK, mungkin ikut walking tour di Paris saja nanti.

Akhirnya saya mengatur strategi agar atraksi-atraksi wisata utama di Barcelona bisa saya kunjungi hari ini sekaligus mengambil foto-foto untuk dokumen pribadi.

GOTHIC QUARTER
Akhirnya, saya memutuskan untuk mengeksplorasi Gothic Quarter sendiri. Lokasinya tidak jauh dari Las Ramblas. Untuk menuju lokasi, saya harus melewati jalan-jalan kecil khas kota tua Eropa, dengan bangunan multi-lantai di kedua sisi dan jalan batu. Barulah saya tiba di depan Katedral Barcelona.
Katedral ini dibangun tahun 1298 semasa Raja Jaume II berkuasa dan khas Gothic, dengan menara-menara runcingnya. Bahan bangunan utama tersusun dari batu, mengingatkan saya akan candi-candi di Jawa Tengah. Bagian mukanya menghadap suatu lapangan di mana banyak warga dan pengunjung lalu lalang (termasuk grup walking tour yang awalnya akan saya ikuti). Sayang sekali bagian muka katedral ini sedang direnovasi, sehingga tampak aslinya tidak terlihat.
Katedral Barcelona adalah satu dari serangkaian monumen yang menjadi bagian asli dari kota tua Barcelona. Seperti kita ketahui, kota-kota tua Eropa biasanya memiliki ciri khas yaitu dibatasi oleh benteng, di mana raja dan warganya dulu tinggal di dalam kawasan benteng (seperti film Troy-nya Brad Pitt bagi yang sudah menonton atau di Jakarta lokasi Museum Bahari sekarang).
Saya sempat mengelilingi peninggalan benteng aslinya, yang tersusun dari batu-batu dan gang-gang kecil. Sempat merinding juga mengingat benteng yang saya sentuh dengan tangan ini sudah berabad-abad umurnya. Di beberapa titik di sekitar katedral, sekumpulan bapak-bapak dan ibu-ibu terlihat sedang berpaduan suara. Entah karena saat itu hari Minggu pagi (ketika orang-orang melakukan kebaktian di gereja. Catatan: mayoritas warga Spanyol beragama Katolik), atau karena menjelang Natal. Para turis pun asyik berkumpul dan menonton kegiatan ini (rasanya pagi itu banyak sekali turis lalu lalang, tidak saja dari Eropa, tapi juga Jepang). Yang kontras, tidak jauh dari paduan suara, terlihat beberapa wanita Gypsie pengemis (Catatan: kaum Gypsie diyakini berasal dari India dan mengembara ke seluruh dunia, terutama Eropa, sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka hidup berpindah-pindah dan tidak memiliki pekerjaan tetap serta tidak berbaur dengan warga lokal).
Selain mengelilingi benteng, saya juga masuk ke dalam bangunan katedral dan menikmati interior yang terkesan gelap namun khidmat. Dengan membayar 4 Euro, saya juga menyempatkan diri masuk ke dalam Museum Arkeologi Barcelona, di mana kita bisa melihat proses perkembangan kota sejak Sebelum Masehi hingga abad pertengahan, ruang bawah tanah di dalam kota tua, serta artifak-artifak penemuan di lokasi itu. Semua yang terdapat di museum disajikan secara modern dan interpretasi yang cukup. Juga terdapat toko suvenir yang menjual beragam cinderamata yang berhubungan dengan tema museum maupun Barcelona secara umum. (Catatan: Barcelona didirikan oleh bangsa Romawi 2000 tahun yang lalu, sedangkan penduduk asli sebelum Romawi datang adalah bangsa Iberia).

Setelah cukup puas dengan Kota Tua Barcelona, saya mendatangi beberapa tempat untuk mengambil foto, seperti Katedral Santa Maria del Mar danumphal Arch (seperti Arch d´Triomphe yang ada di Paris itu, tapi yg ini berwarna merah karena tersusun dari batu bata).

PARC GUELL
Setelah rehat sejenak di kamar hostel, saya buru-buru menuju Metro (stasiun kereta bawah tanah) terdekat untuk menuju Parc Guell. Parc Guell adalah taman di atas bukit di mana kita bisa menikmati beberapa peninggalan arsitek Gaudi dan panorama Barcelona dari atas bukit.
Kondisi taman Parc Guell sendiri mengingatkan saya akan taman di atas bukit Uluwatu di Bali, dengan jalan tanah setapak melingkar-lingkar serta pephonan di sisinya. Di puncak teratas, kita bisa melihat panorama kota Barcelona dan laut - mengingatkan saya ketika berada di puncak teratas Bukit Jimbaran di Bali menghadap teluk. Rasanya tidak terlalu istimewa - tidak seperti yang digembar-gemborkan 2 teman.
Masih di dalam area Park Guell, terdapa beberapa rumah hasil karya arsitek teman-teman Gaudi serta museum Gaudi sendiri.
Parc Guell sendiri sebetulnya merupakan taman proyek milik Eusebio Guell, seorang rekan Gaudi, yang berencana membangun kota berkonsep taman yang sedang trend di tahun-tahun 1910-1920an di Eropa (konsep kota taman jaman Victoria dari Inggris. Di Indonesia, konsep ini diaplikasikan Belanda di kota-kota seperti Menteng, Jakarta; Dago dan Bandung utara; Darmo di Surabaya). Tadinya kawasan ini khusus diperuntukan bagi kalangan elit Barcelona. Karena krisis ekonomi yang melanda dunia tahun 1930-an (ingat kan, hal ini juga yang membatalkan pemindahan ibukota Nusantara dari Batavia ke Bandung saat itu), proyek ini urung diselesaikan. Namun begitu, Gaudi membeli sebuah vila berwarna teracotta yang saat ini berfungsi sebagai Museum Gaudi (sayang tutup, jadi hanya bisa menikmati dari luar).

Sebelum senja, saya bergegas ke Metro untuk menuju lokasi di satu sisi kota lainnya, Montjuic, di mana terdapat bangunan megah yaitu Museum Nasional Seni Catalonia. Tutup juga, jadi saya hanya bisa memotret sisi depan gedung yang dibangun tahun 1929 itu. Bentuknya mirip Capitol Building-nya negeri Paman Sam, hanya warnanya beda yaitu cokelat.

Karena kaki yang sudah tidak bisa kompromi lagi, akhirnya saya memutuskan kembali ke hostel dan tiba pukul 16:30 (setengah jam lagi matahari terbenam).

Memang tidak semua atraksi wisata yang terdapat di guide book Barcelona bisa dikunjungi, tapi paling tidak beberapa yang utama sudah saya lihat dan kunjungi sendiri dan saya cukup puas dengan hari ini. Siapa tahu esok-esok masih ada waktu untuk berkunjung... Who knows?

Amor
BANDUNG TRAILS
www.bandungtrails.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home